BA’A,RND—Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Rote Ndao, Hanok Lenggu,SH memiliki keyakinan
pemerintah Kabupaten tidak bisa akan
bisa merealisasikan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), di Kabupaten Rote Ndao tidak akan terlaksana. pasalnya, sesuai
pengalamannya Hanok menjabat DPRD Dua Periode, dan dua kepala Daerah Juga, tetapi semua usaha yang
dikelolah pemerintah Daerah tidak berhasil karena semual direncanakan membuat investasi untuk menghasilkan Pendapatan Bagi daerah,
tetapi justru usaha yang mengatasnakan
daerah sering mengalami kerugian dan kebangkrutan yang semakin kronis, apalagi mendirikan SPBU
di Kabupaten Rote Ndao, yang nota bene adalah daerah kepulauan yang sering
terjadi kelangkaan, karena di rote ndao sering langka walau tidak ada kenaikan BBM hal ini diungkapkan Hanok saat mengelar dialog dengan
Para Mahasiswa yang menyampaikan Aspirasi terkait kenaikan BBM di Lantai II
kantor DPRD Rote Ndao, Kamis (29/3) belum lama
Ia
mencontohkan salah satu Lokasi Penampung Minyak (Jober) yang direncanakan untuk pembangunan SPBU
di Kecamatan pantai Baru, tahun 2007 silam resim kepemimpinan Bupati Nehemia
Dillak, dengan menghabiskan dana kurang lebih 5 Miliar, namun saat pengantian
Resim Bupati Leonard Haning , tidak melanjutkan pembangunan Jober tersebut,
tetapi malah jadi pemimpin yang hanya
mimpi-mimpi dengan membuat perencanaan pembangunan SPBU baru, yang tentunya pengeluaran biaya yang lebih besar mulai dari tahap pembebasan lahan hingga mengurus administrasi, oleh karena itu rencana tersebut tidak akan terwujud karena membutuhkan proses
yang panjang, termasuk pembebasan tanah untuk pembangunan SPBU, kecuali
pemerintah Rote Ndao menyerahkan kepihak Ketiga untuk mengelolahnya, jika
pemerintah memaksakan untuk mengelolah SPBU akan terjadi kerugian dan
berakhir pada jebolnya APBD Rote Ndao yang setiap tahun tidak ada peningkatan
Selain
itu, ia juga mengatakan di rote Ndao, kenaikan BBM tidak ada pengaruh yang
berpengaruh kalau kelangkaan BBM, yang
diakibatkan sindikasi pemerintah dengan agen BBM di Rote Ndao, salah satu bukti
BBM hingga saat ini Mobil Plat merah di Kabupaten Rote Ndao memiliki tempat
khusus untuk mengisi BBM, dengan demikian keberpihakan pemerintah Rote Ndao
berpihak ke rakyat, tetapi untung kepentingan semata, dengan demikian saat
menjelang Polemik Kenaikan BBM di
Kabupaten Rote Ndao para SKPD dan PNS melaksanakan doa terbalik, agar BBM naik
agar mendapatkan dana perbatasan, dana terpencil dan gaji pokok terus naik,
oleh karena itu diharapkan agar Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Rote Ndao untuk menyuarakan, bukan saja menolak kenaikan BBM, tetapi berbagai isu
lokal yang merugikan rakyat dengan berbagai kebijakan yang tidak memihak pada rakyat. “saya bangga dengan Gamki yang
baru lahir dengan keterbatasan menyuarakan aspirasi menolak BBM, tetapi perlu
dibuatkan seminar agar para stakholder duduk bersama termasuk Bupati Rote Ndao, dalam sebuah diskusi mencari terobosan termasuk menolak BBM dengan sikap formal ke Pusat, karena waktu terbatas, besok sudah
akan di lakukan Voting di DPRD, selian itu berharap agar isu lokal di Kabupaten
Rote Ndao juga perlu diangkat kepermukaan”
katanya.(ido)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar